Miras Bukan Budaya Papua
Oleh
: webi yikwa
Amsal 20 : 1 :” Minuman keras membuat orang
Kurang ajar dan ribut.
Bodohlah orang yang minum
Sampai mabuk.”
Di papua, dulu orang
kampung tidak tauh miras. Adanya jalur transportasi, mendorong orang datang
kampung berdagangan miras. Walaupun harganya mahal, mencapai rastusan
ribu/botol. Namun tetap laku keras, mereka ingin merasakan pengaruh yang datang
dari kota besar, seperti miras.
Mereka, terutama kelompok muda
meninggalkan kebun, ternak dan kebiasaan hihup tentram di kampung. Mereka
mengimpikan kota. Ingin sama seperti orang kota. Mereka berbondong datang ke
kota tanpa tujuan apapun, sekedar jalan – jalan datang hidup berfoya – foya di
kota yang baru berkembang.
Hingga kini, miras menyebabkan
penyakit kangker yang lama kelamaha secara perlahan mematikan masyarakat.
Dampak dari alkohol, di negara – negara koloni atau di negara – negara yang
dijajah. Para penjajah (kolonialisme) mematikan fisik dan fisikis orang yang
dijajah. Tentu ini dilakukan kepentingan politik (menguasai) dan ekonomi
(barang). Indian dan suku Aborigin misalnya, mereka terbukti menjadi suku
minoritas di negeri mereka sendiri.
Masyarakat Papua menyadari, miras
dapat menyebabkan kegaduhan dan perkelahian, bahkan sampai menghilangkan nyawa
manusia, sesama etnis hingga keluarganya sendiri.
Diakuinya, tingginya angka kasus
HIV/AIDS dan peredaran gelap Narkoba di papua, berawal dari konsumsi miras,
karena miras adalah pemicu tindakan kriminal, tak terkecuali peredaran gelap
Narkoba yang berujung pada kasus HIV/AIDS.
Sedangkan kaitannya dengan HIV/AIDS,
seseorang dalam kondisi mabuk, sebagian besar melakukan dengan hubungan seks
yang tidak aman atau tidak memakai pelindung (kondom), hal demikian, tentunya
menjadi pemicu penyebaran HIV/AIDS di papua, yang setiap tahunnya meningkat
secara terus menerus di papua.
Jumlah kasus HIV yang sudah terdata
mencapai kurang lebih 3.3 jiwa. Kebanyakan dari mereka adalah, anak muda dengan
usia produktif. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin etnis dan kultural
orang papua akan mengalami kepunahan. Sebuah petua di Papua mengatakan, “pace
mace kalau cinta Papua, stop mabuk sudah!” sebagian besar mengkonsumsi
Narkoba, sebelumnya mengkonsumsi miras. Dengan demikian maka miras adalah
pemicu berbagai tindak kejahatan yang seharusnya diberantas.
Miras
Membunuh Karakter : miras terbukti merusak karakter, pola pikir dan jiwa
orang papua. Orang papua sahat ini sulit bersaing dengan masyarakat lain dari
luar Papua. Sahat ini di Papua secara sosial ekonomi mereka tetap miskin dan
minoritas di negerinya sendiri. Bisa jadi, karakter papua sebenarnya adalah
pekerja keras hidup melawan lebatnya hutan, derasnya sungai, indahnya alam, dan
lain sebagainya, kini menjadi malas. Itu disebabkan. Adanya kontak dan masuknya
budaya negatif dari luar, yaitu pengaruh miras. Terlebih sekarang banyak
kelompok anak muda lebih doyan kumpul – kumpul sambil minum – minum minuman
keras.
Orang papua tidak akan keluar dari
lingkaran kemiskinan dan Alkholisme terkecuali ada usaha dari mereka sendiri.
Jelas, alkohol sangat membunuh tradisi dan nyawa masyarakat asli seperti yang
terjadi di papua.
Maka, anak muda Papua harus sadar
dengan bahaya ini. Minuman keras itu membunuh fisik (tubuh) kita dan mental
(cara berpikir) kita. Mari kita lawan bersama. Kalau anda tidak beli dan tidak
minum miras, maka anda sedang melawan
minuman keras dan menyelamatkan diri dan bangsanya, Papua.
1
korintus 6 : 9 -10 : “ Atau tidak tauhka
kamu, bahwa orang – orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam
kerajaan Allah? Janganlah sesat!
Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri,
orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan
penipu tidak akan dapat bagian dalam
kerajaan Allah.”
benar itu minuman itu bawah dari mana duluh orang tua kami biasa melakukan itu kah apa
BalasHapussetuju adik
BalasHapushal ini sudah dibudayakan minum Maka perlu pembinaan kepada Generasi penerus
BalasHapus