...................................................................

...................................................................
blog tempat anda dan saya belajar kawan mencoba lebih baik dari pada berdiam diri. dari kaum tertindas

Selasa, 15 Juli 2014

MIRAS BUKAN BUDAYA PAPUA..!!!



Miras Bukan Budaya Papua
Oleh : webi yikwa
Amsal 20 : 1 :” Minuman keras membuat orang
Kurang ajar dan ribut. Bodohlah orang yang minum
Sampai mabuk.”

Di papua, dulu orang kampung tidak tauh miras. Adanya jalur transportasi, mendorong orang datang kampung berdagangan miras. Walaupun harganya mahal, mencapai rastusan ribu/botol. Namun tetap laku keras, mereka ingin merasakan pengaruh yang datang dari kota besar, seperti miras.
            Mereka, terutama kelompok muda meninggalkan kebun, ternak dan kebiasaan hihup tentram di kampung. Mereka mengimpikan kota. Ingin sama seperti orang kota. Mereka berbondong datang ke kota tanpa tujuan apapun, sekedar jalan – jalan datang hidup berfoya – foya di kota yang baru berkembang.
            Hingga kini, miras menyebabkan penyakit kangker yang lama kelamaha secara perlahan mematikan masyarakat. Dampak dari alkohol, di negara – negara koloni atau di negara – negara yang dijajah. Para penjajah (kolonialisme) mematikan fisik dan fisikis orang yang dijajah. Tentu ini dilakukan kepentingan politik (menguasai) dan ekonomi (barang). Indian dan suku Aborigin misalnya, mereka terbukti menjadi suku minoritas di negeri mereka sendiri.
            Masyarakat Papua menyadari, miras dapat menyebabkan kegaduhan dan perkelahian, bahkan sampai menghilangkan nyawa manusia, sesama etnis hingga keluarganya sendiri.
            Diakuinya, tingginya angka kasus HIV/AIDS dan peredaran gelap Narkoba di papua, berawal dari konsumsi miras, karena miras adalah pemicu tindakan kriminal, tak terkecuali peredaran gelap Narkoba yang berujung pada kasus HIV/AIDS.
            Sedangkan kaitannya dengan HIV/AIDS, seseorang dalam kondisi mabuk, sebagian besar melakukan dengan hubungan seks yang tidak aman atau tidak memakai pelindung (kondom), hal demikian, tentunya menjadi pemicu penyebaran HIV/AIDS di papua, yang setiap tahunnya meningkat secara terus menerus di papua.
            Jumlah kasus HIV yang sudah terdata mencapai kurang lebih 3.3 jiwa. Kebanyakan dari mereka adalah, anak muda dengan usia produktif. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin etnis dan kultural orang papua akan mengalami kepunahan. Sebuah petua di Papua mengatakan, “pace mace kalau cinta Papua, stop mabuk sudah!” sebagian besar mengkonsumsi Narkoba, sebelumnya mengkonsumsi miras. Dengan demikian maka miras adalah pemicu berbagai tindak kejahatan yang seharusnya diberantas.
            Miras Membunuh Karakter : miras terbukti merusak karakter, pola pikir dan jiwa orang papua. Orang papua sahat ini sulit bersaing dengan masyarakat lain dari luar Papua. Sahat ini di Papua secara sosial ekonomi mereka tetap miskin dan minoritas di negerinya sendiri. Bisa jadi, karakter papua sebenarnya adalah pekerja keras hidup melawan lebatnya hutan, derasnya sungai, indahnya alam, dan lain sebagainya, kini menjadi malas. Itu disebabkan. Adanya kontak dan masuknya budaya negatif dari luar, yaitu pengaruh miras. Terlebih sekarang banyak kelompok anak muda lebih doyan kumpul – kumpul sambil minum – minum minuman keras.
            Orang papua tidak akan keluar dari lingkaran kemiskinan dan Alkholisme terkecuali ada usaha dari mereka sendiri. Jelas, alkohol sangat membunuh tradisi dan nyawa masyarakat asli seperti yang terjadi di papua.
            Maka, anak muda Papua harus sadar dengan bahaya ini. Minuman keras itu membunuh fisik (tubuh) kita dan mental (cara berpikir) kita. Mari kita lawan bersama. Kalau anda tidak beli dan tidak minum  miras, maka anda sedang melawan minuman keras dan menyelamatkan diri dan bangsanya, Papua.
1 korintus 6 : 9 -10 : “ Atau tidak tauhka kamu, bahwa orang – orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan dapat bagian dalam kerajaan Allah.”


3 komentar:

  1. benar itu minuman itu bawah dari mana duluh orang tua kami biasa melakukan itu kah apa

    BalasHapus
  2. hal ini sudah dibudayakan minum Maka perlu pembinaan kepada Generasi penerus

    BalasHapus

.

.
.