...................................................................

...................................................................
blog tempat anda dan saya belajar kawan mencoba lebih baik dari pada berdiam diri. dari kaum tertindas

Kamis, 16 Oktober 2014

PENETASAN AYAM BURAS



Kabupaten Merauke merupakan salah satu daerah penghasil sumber protein di Propinsi Papua, baik protein hewani maupun protein nabati. Oleh karena itu supsektor peternakan melakukan program gizi nasional untuk memenuhi gizi khusus protein hewani bagi masyarakat yang berada di wilayah  perkampungan.
     Kebutuhan masyarakat akan protein dalam bentuk telur, dan daging  maupun dalam bentuk lainnya selalu meningkat dari tahun ketahun baik dalam daerah maupun permintaan dari luar daerah. Meningkatnya permintaan telur, dan daging  tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan pembudidayaan ternak, melihat hal Merauke sebagai sentra produksi ternak dengan melakukan program seperti penyebaran ternak diwilayah perkampungan.Usaha ini dilakukan sebagai salah satu wujud dari tujuan dinas peternakan yang menggunakan istilah DUC IN ALTUM ( pelayanan semakin kedalam ) yang mendukung istilah  TERBANG 08 ( Ternak Bangkit 2008 ) yang memiliki arti semangat kebangkitan itu dinas peternakan kabupaten merauke berupaya mewujudkan Kabupaten stake holder peternakan dalam pengembangan agribisnis yang lebih efesien, inovatif, produksi, dan ekonimis ini semua di lakukan dalam mendukung kabupaten Merauke sebagai kabupaten agropolitan.
     Ayam dan itiknampaknya lebih memiliki  peluang usaha bagi kelompok usaha kecil. Permintaan telur dan daging cukup besar, tetapi masih sangat sulit untuk memperoleh kebutuhan protein hewani tersebut. Hal ini di pengaruhi pengetahuan masyarakat dalam beternak masih sangat minim. Minimnya pengetahuan masyarakat akan produksi pembibitan itik dan ayam  akan mempengaruhi pemenuhan gizi ( khususnya protein hewani ) bagi kalangan masyarakat itu sendiri.
     Usaha penetasan telur merupakan bagian dari penyediaan bibit ayam ( DOC / Day Old chicken ), dan bibit itik ( DOD / Day Old Duck ). Penetasan menggunakan indukan ( alami ) memiliki kapasitas yang sangat minim berkisar antara 10 – 15 butir / satu kali periode penetasan, lain halnya dengan penetas buatan dengan menggunakan mesin tetas. Penetasan dengan menggunakan mesin tetas dalam satu kali periode penetasan dapat mengasilkan 100 ekor DOC dan DOD, ini merupakan peluang usaha yang sangat baik untuk di tekuni, namun di kalangan masyarakt masih sangat awam dengan penggunaan mesin tetas. Umumnya cara-cara penetasan telur itik dan ayam hampir sama, hanya waktu yang diperlukan untuk menetaskan telur itik lebih lama. itik yang dipelihara sebagai penghasil telur tetas induk betinanya perlu disatukan dengan pejantan.
     Hal ini dimaksudkan agar telur yang dihasilkan dibuahi atau fertil, sebab bila telur tersebut tidak dibuahi akibatnya tidak akan menetas. Namun demikian tidak semua telur fertil akan menetas dengan dengan baik, banyak faktor yang berpengaruh di dalamnya. Sehubungan dengan hal ini, maka untuk memperoleh daya tetas yang baik dalam penetasan buatan diperlukan pengetahuan/keterampilan tentang :
1. Cara-cara memproduksi telur tetas.
2. Pemilihan telur tetas (seleksi telur tetas), yaitu memilih telur tetas yang    baik untuk ditetaskan dan cara penyimpanannya.
3. Operasional penetasan.
4. Penanganan anak ayam sesudah menetas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.

.
.