Kabupaten Merauke merupakan salah satu daerah
penghasil sumber protein di Propinsi Papua, baik protein hewani maupun protein nabati. Oleh karena
itu supsektor peternakan melakukan program gizi nasional untuk memenuhi gizi
khusus protein hewani bagi masyarakat yang berada di wilayah perkampungan.
Kebutuhan masyarakat akan protein
dalam bentuk telur, dan daging maupun dalam bentuk lainnya selalu meningkat
dari tahun ketahun baik dalam daerah maupun permintaan dari luar daerah.
Meningkatnya permintaan telur, dan daging tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan
pembudidayaan ternak, melihat hal Merauke sebagai sentra produksi
ternak dengan melakukan program seperti penyebaran ternak diwilayah
perkampungan.Usaha ini dilakukan sebagai salah satu wujud dari tujuan dinas
peternakan yang menggunakan istilah DUC IN ALTUM ( pelayanan semakin
kedalam ) yang mendukung istilah TERBANG
08 ( Ternak Bangkit 2008 ) yang memiliki arti
semangat kebangkitan itu dinas peternakan kabupaten merauke berupaya mewujudkan
Kabupaten stake holder peternakan
dalam pengembangan agribisnis yang lebih efesien, inovatif, produksi, dan
ekonimis ini semua di lakukan dalam mendukung kabupaten Merauke sebagai kabupaten agropolitan.
Ayam dan itiknampaknya lebih memiliki
peluang usaha bagi kelompok usaha kecil. Permintaan telur dan daging cukup
besar, tetapi masih sangat sulit untuk memperoleh kebutuhan protein hewani
tersebut. Hal ini di pengaruhi pengetahuan masyarakat dalam beternak masih
sangat minim. Minimnya pengetahuan masyarakat akan produksi pembibitan itik dan
ayam akan mempengaruhi pemenuhan gizi (
khususnya protein hewani ) bagi kalangan masyarakat itu sendiri.
Usaha penetasan telur merupakan bagian dari
penyediaan bibit ayam ( DOC / Day Old chicken ), dan bibit itik ( DOD / Day Old
Duck ). Penetasan menggunakan indukan ( alami ) memiliki kapasitas yang sangat
minim berkisar antara 10 – 15 butir / satu kali periode penetasan, lain halnya
dengan penetas buatan dengan menggunakan mesin tetas. Penetasan dengan
menggunakan mesin tetas dalam satu kali periode penetasan dapat mengasilkan 100
ekor DOC dan DOD, ini merupakan peluang usaha yang sangat baik untuk di tekuni,
namun di kalangan masyarakt masih sangat awam dengan penggunaan mesin tetas. Umumnya
cara-cara penetasan telur itik dan ayam hampir sama, hanya waktu yang
diperlukan untuk menetaskan telur itik lebih lama. itik yang dipelihara sebagai
penghasil telur tetas induk betinanya perlu disatukan dengan pejantan.
Hal ini dimaksudkan agar telur yang
dihasilkan dibuahi atau fertil, sebab bila telur tersebut tidak dibuahi
akibatnya tidak akan menetas. Namun demikian tidak semua telur fertil akan
menetas dengan dengan baik, banyak faktor yang berpengaruh di dalamnya.
Sehubungan dengan hal ini, maka untuk memperoleh daya tetas yang baik dalam
penetasan buatan diperlukan pengetahuan/keterampilan tentang :
1.
Cara-cara memproduksi telur tetas.
2. Pemilihan telur tetas (seleksi telur tetas),
yaitu memilih telur tetas yang baik
untuk ditetaskan dan cara penyimpanannya.
3.
Operasional penetasan.
4.
Penanganan anak ayam sesudah menetas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar