...................................................................

...................................................................
blog tempat anda dan saya belajar kawan mencoba lebih baik dari pada berdiam diri. dari kaum tertindas

Sabtu, 27 September 2014

MY RECOLECTION LUNGGIK ROTS















Add caption

LUN'GGIK DAN SEJARAHNYA ATAU CERITA RAKYAT MITOS MENURUT SUKU LANI

“LUNG’GIK MUSIK LOKAL ORANG PEGUNUNGAN TENGAH”
“.Lung’gik  (Pikon) Bagi Orang Yang Menggenakannya.”
SOBATKU YANG KU BANGGAKAN

“PENGANTAR”
Asal mula lung’gik (pikon), Tidak semua orang tauh, termasuk mereka yang menggenakannya. Menurut Webby Yikwa seorang mahasiswa asal pedalaman kabupaten Tolikara yang dulu pernah meneliti suku dani tentang asal usul Koteka. Lung’gik (pikon) berasal dari orang yang menggenakannya itu sendiri tidak ada lung’gik (pikon) impor konon demikian.
Kalau dibicarakan tentang asal usulnya, ternyata tidak ada sejarah yang unik didengar dan tidak ada orang pembuatnya, sehingga sejarah tentang lung’gik (pikon) ini hanya dibicarakan lewat cerita rakyat atau cerita dongen, kemudian jikalau kita mendengarkan cerita ini ternyata ada rasa kepercayaan timbul, sehingga pendengar jadi yakin dan percaya bahwa cerita ini bukan sebuah opini tetapi memang fakta. Berikut liputan cerita.
Cerita ini diangkat dari Bapak Yusup Yikwa seorang budayawan dan juga seorang mantri belanda yang pernah melayani masyarakat mulai dari. Karubaga, danime, kanggime, kembu, tiom, bogolakme, pirime, sampai di merauke, asmat, pante kasuari, dan terakhirnya di bupul. Dari tahun 60-an hingga tahun 2010 masa pelayanan, tugas dan kewajiban sorang mantri
“Katanya tidak ada seorang ahli pembuat lung’gik (pikon) tetapi hanya timbul dari orang yang menggenakannya itu sendiri, pada suhatu hari seorang Bapak sebagai kepala rumah tangga berbuat salah yaitu (maluk) yang mengakibatkan darah (ap amiya). Bapak tersebut membunuh seseorang panglima perang termasuk sahabatnya, dengan alasan yang tidak jelas kemudian diusirlah seorang bapak itu oleh saudarahnya dari kampung yang dia tinggal, pergi meninggalkan kampung halamannya karena sanak saudara tiada yang pedulih maupun menemui, bercerita sesamanya seorang bapak itu pergi dan mendiami disuatu lembah berbukit – bukit karena tiada orang yang menemaninya selain binatang – binatag yang merayap maupun burung – burung yang berkicauan.
Bapak tersebut mencoba mulai berkomunikasih dengan binatang – binatang yang berkelihara di sekitarnya berulang – ulang kali sayangnya karena tidak ada yang bisa menjawab, bapak tersebit hannya bisa mengafal sedikit – demi sedikit suara binatang tersebut. Kemudian pada suhatu hari dengan perkembangan pola pemikiran bapak yang tadinya maka, pada waktu bapa diusir dari kampung halamannya hannya membawa sebua tongkat yaitu “pinde” (sejenis bambu tetapi, hannya bangsa kecil). Yang tumbuh subur di pinggir rumahnya kemudian bapak tadinya memotong dan mencoba membuat sebua alat musik, ternyata alat musik yang tadinya bapak buat itu jadi kemudian mencoba untuk memainkan ternyata suaranya nyaring dan bunyinya enak didengar dari situlah bapak tersebut bisa memainkan irama musik buatannya begitu dasyat.
Lebih yang mengherankan lagi tadinya bapak meniru semua suara binatang bisa mengucapkan lewat alat musik yang sudah buat tadi dari situlah alat tersebut dinamakan “LUNG’GIK (Pikon)” Yang kini menjadi alat musik lokal asal papua di pegunungan tengah. alat tersbut juga menjadi terkenal di dunia luar karena adanya orang barat yang sering keluar amsuk di papua.Itulah cerita singkat tentang lunggwik atau dalam kamus bahasa indonesia menjadi pikon.

“KELEBIHAN LUNG’GIK”
*      Bisa meniru semua suara binatang
*      Bahannya dibuat dari bahan lokal
*      Cara buat tidak terlalu sulit
*      Mudah dimainkan
*      Sinar tidak ada, hannya cabang tiga yang disebut, dua indukan dan satu anak (ogoba, agalo, agaluk manggu olo).
*      Untuk memberikan kabar kepada teman atau saudara memakai isyarat “lung’gik” tetang kewaspadaan terhadap musuh.

“KELEMAHAN LUNG’GIK”
*      Yang bisa buat lung’gik (pikon) hannya orang tertentu saja
*      Yang bisa main hannya orang – orang tertentu
*      Lung’gik (pikon) hanya bisa dimainkan seorang pria tapi perempuan juga bisa asal ada kepedulihan.

“BAHAN”
*      Pinde sejenis bambu ± 10 Cm
*      Pisau/katrek
*      Amplah halus
*      Tali, sepotong benang dari sisa ibu – ibu membuat noken atau Cawat
FUNGSI PINDE (sejenis bambu tetapi bangsa kecil)
*      Untuk membuat lung’gik (pikon)
*      Untuk membuat lantai di honai
*      Untuk membuat anak panah
*      Dan juga pisau lokal

NAMA LUNG’GIK (PIKON)
Nama lung’gik (pikon) dikarang sahat menemukan sampai hingga generasi penerusnya yaitu anak – anak muda, sampai sahat ini nama lung’gik (pikon) sudah terkenal dan juga menjadi salah satu simbol bagi orang yang menggenakannya pada zaman modern ini para pemuda penerus musik lokal lung’gik (pikon) dinamakan lunggwik salah satu “group band” hingga lebih heran lagi para wisatawan yang turun di lembah baliem wamena. Langsung merekam dengan alat media dan merekapun membelinya untuk gantungan perhiasan atau untuk rekoleksi di rumah mereka dan membawa pulang ke negerinya untuk oleh – oleh kepada saudaranya sekalian bukti bahwa mereka sudah sampai di tanah papua bagian lembah baliem. 

Jumat, 26 September 2014

UPAYA PENGOBATAN TERNAK SAPI CACINGAN



1       Judul Program: Dalam upaya pengobatanTernak sapi cacingan
Taksonomi sapi
Bangsa Sapi
Bangsa (breed) sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik
tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, mereka dapat dibedakan dari
ternak lainnya meskipun masih dalam spesies yang sama. Karakteristik yang
dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Menurut Romans et al., (1994) dan Blakely dan Bade, (1992) bangsa sapi
mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut :
  
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub class : Theria
Infra class : Eutheria
Ordo : Artiodactyla
Sub ordo : Ruminantia
Infra ordo : Pecora
Famili : Bovidae
Genus : Bos (cattle)
Group : Taurinae
Spesies : Bos taurus (sapi Eropa)
Bos indicus (sapi India/sapi zebu)
Bos sondaicus (banteng/sapi Bali)

   Latar Belakang Masalah
            Sapi merupakan hewan mamalia banyak dipelihara masyarakat indonesia,dengan tatalaksana pemeliharaan yang berbeda – beda, kemudian dengan meningkatnya populasi sapi di indonesia cukup tinggi, tetapi beberapa penyakit yang selalu tidak lepas dari sapi tersebut, diantaranya penyakit kecacingan.
Dalam budidaya ternak, baik ternak ruminansia (Sapi, Kerbau, Kambing, dan Domba), ternak non ruminansia (Babi dan Kuda), ternak unggas (ayam ras, ayam buras, itik, puyuh dll) serta aneka ternak (kelinci dan marmut), pada umumnya peternak tidak pernah memperhatikan berapa kerugian yang ditimbulkan akibat ternaknya terserang penykit 
a.    CACINGAN.
Penyakit Cacingan kelihatanya sepele, namun apabila dicermati ternyata menimbulkan dampak yang cukup serius dalam memperngaruhi kesehatan ternak yang pada akhirnya akan berakibat langsung pada penurunan produksi. Ternak yang terjangkit CACINGAN akan mengalami kekurangan nutrisi atau gizi, sehingga daya tahan terhadap penyakit akan menurun, sehingga gampang terserang penyakit hewan lain khususnya penyakit insfeksi. Karena kekurangan nutrisi, ternak akan mengalami gangguan reproduksi, sehingga ternak akan sulit untuk menjadi bunting.

            Haemonchosisi, ostrtagiosis dan Trichostrongylosis adalah nama latin cacing yang banyak dijumpai pada sapi dan domba.yang terbanyak hidup sebagai cacing dewasa di dalam abomasum. Cacing lambung lain yang meyebabkan anemia adalah Mecistocirrus digitatus. Haemonchus axei dan H. contortus sangat sering ditemukan menginfeksi sapi dan domba di daerah tropik,sedangkan ostertagia sp lebih sering ditemukan di daerah beriklim sedang. Delapan spesies lebih dari 35 spesies hidup strongylus diketahui terdapat pada manusia dan hewan piaraan. Trichostrongylus axei hidup di abomasum ruminansia piaraan dan liar. Toxocara vitulorum, merupakan cacing askarid. Stadium dewasanya banyak dijumpai pada anak sapi (pedet). Akibat dari penyakit cacingan (toxocariasis), sangat menekan produktivitas ternak, berarti menjadi beban ekonomi bagi peternak secara berkepanjangan jika tidak dilakukan pengendalian. Beberapa peternakan mengatakan banyak sapi yang mati akibat penyakit cacingan dan kurangnya penanganan sehingga perlu adanya sosialisai dan pengapdian kepada masyarakat, dalam menyangkut penanganan sapi yang terserang penyakit cacingan.

3) Perumusan Masalah
.    Dari penjelasan diatas ada permasalahan yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
a.    Masyarakat tidak peduli terhadap sapi yang terserang penyakit cacingan yang dapat menimbulkan  kematian   ternak sapi.
b.    Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara penanganan ternaknya yang diduga terinfeksi cacing.

4)    Tujuan Program
      Tujuan Program yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:
a.      Memberi informasi kepada masyarakat,tentang cara menangani sapi yang sedang menderita penyakit cacingan dan solusi yang baik untuk mengatasinya.
b.      mencari imformasi untuk  menanganinya  baik imformasi yang di dapat dari intansi pemerintah saperti Dinas Peternakan maupun dari literarur buku-buku yang terdapat di perpustakaan.
5)  Metoda yang di gunakan.
      Kegiatan PKM  Pengabdian Masyarakat ini menggunakan metoda :
a.Pelatihan
Pelatihan ini berlansung di lapangan, dan dilaksanakan bersama – sama dengan pemilik ternak tersebut.
b.Pengapdian atau memberi imformas secara langsungi
Kegitan PKM ini sebagai salah satu pengapdian kepada masyarakat, sekaligus memberikan imformasi kepada peternak guna untuk mencari jalan keluar jika ternak ada permasalahan seperti kesakitan dan lain sebagainya. Terutama pengobatan sapi penyakit cacingan.

Pelatihan yang dilaksanakan  adalah  berupa praktek langsung  tentang penanganan dan mengatasi, sekaligus mengobati.

6) Kegunaan Program
Kegunaan dari  program ini adalah sebagai berikut:
a.    Masyarakat atau peternak sadar ketika memberikan pengertian tetang cara penanganan dan mengobati ternak.
b.    Menambah pengetahuan masyarakat atau peternak tentang cara penanganan sapi yang sedang kecacingan.
c.    Menyaksikan lansung dan merasa puas terhadap masyarakat atau peternak.

7) Alat  dan bahan yang Gunakan
1.    Spuit Europleks
2.    Spuit Syring
3.    Masker
4.    Sarung  tangan
5.    Sepatu bot
6.    Obat cacing (Verm-O bollus, Tetramizon injeksi, Ivomec super)
7.    Vitamin ( Injectamin dan B. Kompleks)
8.    Antibiotik ( Vet-Oxy LA, Penstrep
9.    Perlengkapan alat tulis menulis.

8) Gambaran umum  Masyarakat Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah peternak yang berdomisili di Jln Garuda Mopah Lama Meruake , Kab.Merauke.
9) Metode Pelaksanaan Program
Kegiatan ini dilaksanakan mengikuti metode yang di sajikan pada gambar berikut ini:

                                    Gbr 1.Metode             pengobatan pada ternak.

a)      Analisis Pra-Program
                        Pada tahap pertama ,kami kembali ke konsep yang telah dirumuskan ,terutama      terkait dengan materi,peserta,perizinan dan pembagian tugas.
              Survei Lapangan.
            Tahap kedua yang kami lakukan adalah,datang langsung ke area perkandangan   masyarakat untuk melihat secara langsung letak perkandangan sekaligus sapi yang akan diobati.
           Administrasi Perizinan
            Pada tahap ini kami akan mengurus legitimasi kegiatan dengan  peternak sapi  di kuper, distrik Semangga.
             Perekrutan peserta
            Perekrutan peserta/ kegiatan dilakukan dengan bekerja sama  dengan peternak itu sendiri
e         Pelaksanaan Program
            pada tahap ini adalah tahap inti dari kegiatan penambahan pejelasan pengobatan dan posisi yang aman. Disini peternak langsung melihat  cara penanganan atau memberi faksin kepada ternak yang kecacingan tersebut.
f)       Pengecekan setelah penggunaan atau pengobatan.
            Setelah penggunaan atau pengobatan pada ternak. ,kita harus sering melakukan  pengecekan . Pengecekan dapat dilakukan dua hari sekali ,untuk mengetahui kondisi ternak tersebut.

10) Jadwal Kegiatan Program
Jadwal kegiatan program yang di ajukan seperti tabel berikut:

                                                Tabel 1 Jadwal Kegiatan Program

Uraian kegiatan
Minggu 1


1
2
3
4
5
6
1.Analisis pra program






2.Survei lapangan





3. Administrasi perizinan
·          




5. Perekutan peserta





6.Pelaksanaan program






7. Pengecekan selama penggunaan atau pengobatan




8. Pembuatan Laporan



9. Penyerahan  Laporan







11)  Biaya

Pemasukan
UKMJ Peternakan                                                               Rp
Total Pemasukan
Pengeluaran
Bahan Habis                                                                         
Kertas A4                                                                             Rp.
Kertas F4                                                                             Rp.
Tinta print hitam dan   warna @25.000                               Rp.
Obat – obat                                                                          Rp.20.000
Dokumentasi                                                                        Rp.50.000
Perjalanan
Transportasi 3 orang                                                             Rp.40.000
Kosumsi                                                                    
Konsumi
3 orang x Rp.15.000                                                            Rp.30.000
Total Pengeluaran                                                             Rp. 140.000;
                                                         
11)  Nama dan Biodata Dosen Pendamping
1. Nama Lengkap                   : Irene Ike Pratiwi,S,Pt ,M.P
2. Jabatan Akademik              : Asisten  Ahli
3.Jabatan Fungsional              :Dosen Fakultas Pertanian
         4. Jabatan Struktural              : --
5.Fakultas / Jurusan/              : Pertanian / Peternakan
6. Perguruan Tinggi                : Universitas Musamus
7. Bidang Keahlian                  : Nutrisi Dan Makanan  Ternak
8. Waktu untuk kegiatan         :

12) Biodata Ketua Dan Anggota Pelaksana

1. Ketua
Nama                                         :  Boro Tandi Banga
NPM                                           : 200954231005
Fakultas / Jurusan                     :  Pertanian / Peternakan
Perguruan Tinggi                       :  Universitas Musamus
Email                                         :  boro tandy@yahoo.co.id
Waktu Dan Kegiatan PKM        :  1 Jam

2. Anggota Pelaksana I
Nama                                         : Webby Yikwa
NPM                                           : 200954231013
Fakultas / Jurusan                     : Pertanian / Peternakan
Perguruan Tinggi                       : Universitas Musamus
Email                                          : webiyikwa@yahoo.com
Waktu Dan Kegiatan PKM        : 1 Jam

3.Anggota Pelaksana II
Nama                                         : Yosep Ngara
NPM                                           : 201154231010
Fakultas / Jurusan                     : Pertanian / Peternakan
Perguruan Tinggi                       : Universitas Musamus
Waktu Dan Kegiatan PKM        : 1 Jam





.

.
.